Harga Jagung Anjlok, Ketua STIPAR Desak Pemda Bima Buat Perda

0
Ketua STIPAR Soromandi Abustam.

Bima, katada.id – Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPAR) Soromandi, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyoroti anjloknya harga jagung.

Ia mengatakan, harga jagung di Bima sangat memprihatikan. “Di mana harga jagung sangat tidak sesuai dengan harapan para petani di Bima, khususnya di wilayah Donggo dan Soromandi,” jelasnya.

Terlebih lagi, para petani di Bima harus mengeluarkan modal besaran saat musim tanam. Rata-rata para petani mengajukan pinjaman untuk mendapatkan modal awal.

“Artinya, pemerintah dan pihak terkait harus ikut andil dalam persoalan turun drastisnya harga jagung ini. Apalagi ini bukan hal baru, anjloknya harga jagung menjadi masalah urgent di Bima ketika musim panen tiba,” lanjutnya.

Menurutnya, pemerintah tidak boleh diam atas persoalan ini dan membiarkan petani menderita. Tentunya, sambung dia, pemerintah daerah harus membuat Peraturan Daerah (Perda) terkait harga acuan jagung, agar petani bisa sejahtera. “Sehingga masalah seperti ini tidak lagi dialami petani. Sekarang mereka sulit membayar utang di bank disebabkan harga jagung turun drastis,” Katanya.

Bagi dia, perda tersebut menjadi salah satu solusi yang tepat dan efektif untuk menanggapi turunnya harga jagung. Apalagi aksi demontrasi terjadi di mana-mana akhir ini.

“Gejolak sosial seperti aksi demo anjloknya harga jagung di Bima akhir-akhir ini sangat marak dibicarakan bahkan menjadi isu nasional. Turunnya adik-adik mahasiswa di jalan untuk demo bukan tanpa alasan, sekalipun berhadapan langsung dengan pihak penegak hukum. Karena mereka melihat serta merasakan sengsaranya jadi petani jagung. Hal tersebut menjadi pukulan bagi pemerintah di Bima,” ungkapnya.

Petani hari ini mengalami kesulitan karena tidak adanya perhatian dari pemerintah, sehingga banyak yang terbengkalai. “Dapat kita lihat secara bersama hari ini, banyak petani yang menjerit karena anjloknya harga jagung. Bahkan di tahun kemarin sempat ada yang bunuh diri akibat terlilit hutang karena harga jagung tidak stabil. Kemudian siapa yang akan menanggung semua utang itu, apa pemerintah yang akan menanggung. Jadi insiden itu tidak boleh terjadi lagi ke depan,” tuturnya.

Untuk itu, Abustam sangat berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait tidak boleh diam dan bungkam atas permasalahan tersebut. “Masalah anjloknya harga jagung tidak boleh berlarut-larut serta menjadi momok yang menakutkan bagi petani kita di Bima. Saya harap pemerintah harus segera mengambil langkah cepat demi terselesaikannya masalah harga jagung,” harapnya. (izl)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here