Mataram, katada.id – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mengambil sejumlah langkah untuk menangani anjloknya harga jagung yang dikeluhkan petani. Selain berupaya mendorong Bulog menyerap jagung sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), ia juga akan mengundang investor untuk membangun silo, serta meminta Bupati dan Wali Kota mengidentifikasi gudang potensial di daerah masing-masing.
“Ada sekitar 1.200.000 ton jagung di NTB,” kata Miq Iqbal sapaan Gubernur NTB saat sambutan kegiatan ramah tamah dengan DPRD NTB, Rabu (16/4).
Gubernur NTB itu menjelaskan saat ini, pabrik pakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah hanya mampu membeli jagung dengan harga Rp5.300 per kilogram. Padahal, pemerintah telah menetapkan HPP sebesar Rp5.500.
“Problemnya, pabrik pakan yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hanya berani membeli paling tinggi Rp5.300 di pabrik,” kata dia.
Ia tak menepis bahwa harga pembelian petani telah ditetapkan Rp5.500. Namun, ia menyebut ongkos transportasi dari NTB ke luar daerah menjadi tantangan besar. “Sementara ongkos transport itu Rp700 per kilo,” katanya.
Miq Iqbal mengatakan sebelumnya petani pernah menyebut harga Rp4.600 saja sudah memberikan keuntungan. “Ini menjadi problem kita awalnya dulu petani mengeluh dan bilang cukup di harga Rp4.600 petani dapat untung,” kata dia.
Untuk menanggulangi persoalan ini, Miq Iqbal telah berkoordinasi dengan Bulog serta kepala daerah se-NTB. “Saya berkomunikasi dengan Bulog. Tadi kita koordinasi dengan Bupati dan Walikota seluruh NTB,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa kemampuan Bulog dalam menyerap jagung petani saat ini masih terbatas. “Tapi Bulog kita kapasitasnya untuk menanggung hanya sekitar Rp43.000 ton,” kata Miq Iqbal.
Guna mendukung penyerapan, ia meminta Bupati dan Wali Kota segera menyerahkan data gudang-gudang potensial di daerah masing-masing. “Saya minta kepada para bupati dan wali kota supaya paling lambat hari Jumat. Mereka akan menyetorkan hasil identifikasi daftar gudang-gudang potensial,” katanya.
Selain itu, Miq Iqbal telah mengusulkan penambahan kapasitas serapan ke pemerintah pusat. Ia berharap target serapan dapat meningkat hingga 150.000 – 200.000 ton. “Alhamdulillah Bulog NTB diberikan kekuatan anggaran untuk menampung 78.000 ton. Namun, kita masih negosiasi kalau bisa 150.000 – 200.000 ton,” jelas mantan Dubes Turki untuk RI itu.
Di sisi lain, Gubernur juga mempersiapkan upaya jangka menengah dengan membangun fasilitas penyimpanan jagung. “Salah satu penyebab karena panen bersamaan dengan adanya Silo kita bisa menyimpan padi atau jagung,” katanya.
Ia menyebut NTB saat ini kekurangan fasilitas silo. Oleh karena itu, ia akan menjajaki kerja sama dengan calon investor. “Tanggal 20 – 25 ada investor yang akan datang. Kita akan komunikasi mudah-mudahan ada solusi atas masalah ini semua,” jelasnya.
Menurutnya, dengan keberadaan silo, jagung bisa disimpan dalam jangka panjang tanpa terlalu khawatir dengan kadar air. “Di Eropa dengan Silo tingkat penyimpanan tidak terlalu dikhawatirkan kadar airnya. Kalau gudang masih kendala untuk penyimpanan jangka panjang,” katanya.
Miq Iqbal juga menegaskan bahwa kesiapan pelabuhan, terutama di Pulau Sumbawa, sudah ia koordinasikan. “Pelabuhan di Pulau Sumbawa kita koordinasi sudah fit,” kata dia. (red)