Mataram, katada.id – Sebanyak delapan kontainer (20 feet) kopi Robusta Lombok diekspor ke Korea Selatan senilai USD 508.000,00 oleh UD. Berkah Alam dan Ekspor Rumput Laut Kering (Sargassum sp) oleh PT. Panorama Laut Indah sebanyak dua belas kontainer (20 feet) dengan nilai US.$ 77.840,00 ke negara tujuan Republik Rakyat Cina. Seluruhnya adalah eksportir berskala Usaha Kecil Menengah (UKM) lokal NTB.
Selain itu, tercatat dua komoditi lain yakni Mutiara Bulat untuk ekspor ke Australia oleh PT. Autore Pearl Culture sebesar 57,54 Kg dengan nilai US.$ 556.093,33 serta vanili kering ke USA oleh UD. Rempah Organic Lombok sebesar 605 Kg senilai US.$ 86.210.
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, pelepasan ekspor non migas dari produk UKM lokal menunjukkan semangat untuk tetap berikhtiar memulihkan ekonomi di tengah pandemi Covid 19.
“Namun masih banyak tantangan untuk bangkit dari dampak pandemi global, khususnya ekonomi” ujar Umi Rohmi saat melepas ekspor produk ke pasar global di halaman Setda Provinsi NTB, Jumat (04/12).
Pelepasan Ekspor ini merupakan langkah konkrit Kementerian Perdagangan RI dan Pemprov NTB dalam upaya peningkatan ekspor non tambang dan untuk memotivasi pelaku usaha di daerah untuk tetap meningkatkan ekspor di masa sulit sekaligus meningkatkan peran UKM ekspor, menjaga loyal buyers serta mendorong peningkatan investasi dan menumbuhkan ekonomi nasional di tahun 2021 mendatang.
Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan aktivitas ekspor NTB dengan peningkatan nilai ekspor yang signifikan dan penambahan variasi jenis komoditas yang di ekspor langsung dari NTB. Sebelumnya, NTB juga telah mengirim sebanyak 1,5 ton vanili kering ke pasar Amerika Serikat.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo yang melepas secara virtual dari Jawa Timur diikuti 14 kota terpilih termasuk NTB mengatakan, kunci memperbaiki ekonomi bukan hanya sebatas membantu UKM namun haruslah hingga menghasiokan devisa dan mengurangi defisit. Akibat dampak ekonomi global meski ekspor menurun tapi harus dapat melihat lebih jeli pasar ekspor maupun meningkatkana kreatifitas, kualitas,kuantitas dan tujuan negara ekspor.
Jokowi mengatakan, potensi pasar masih terbuka untuk mengejar ketinggalan dari negara lain. “Kita bersyukur periode Januari sampai Oktober ekspor kita surplus 17,07 miliar dolar namun potret kinerja pasar ekspor kits masih tertingggal”, sebut Jokowi.
Jokowi menyebut, ekspor garmen Indonesia turun dari peringkat depalan ke 22, ekspor kayu diperingkat 21, perikanan di peringkat 13 sehingga dibutuhkan reformasi ekosistem ekspor mulai dari regulasi, percepatan negosiasi, optimalisasi perjanjian perdagangan dengan negara non tradisional, market intelijen, peningkatan UKM untuk brand dan packaging serta refinancing kerjasama perbankan.
Dari total 133 eksportir yang produknya dilepas hari ini, terdapat tujuh UKM ekspor perdana dari 54 UKM dan 11 UKM dengan diversifikasi produk ekspor baru diantaranya furnitur, dekorasi sampai minyak jelantah dengan hampir 90 negara tujuan ekspor seperti Amerika, Afrika dan Asia senilai 1,64 USD setara 23,75 triliun rupiah.
Nilai ekspor NTB sendiri periode Januari September tercatat sebesar USD 284,248 atau meningkat 85,93 persen dari tahun lalu di periode yang sama ditambah hasil tambang. (red).