Bima, katada.id – Anggota DPRD NTB turun reses perdana dari 24 Oktober hingga 5 November. Reses ini dimanfaatkan para wakil rakyat untuk menyerap keluhan masyarakat. Seperti anggota DPRD NTB M Aminurlah.
Ia ingin menyerap aspirasi para petani jagung di Bima dan Dompu. ”Saya ingin dengarkan bagaimana keluhan petani jagung, apalagi sebentar lagi akan memasuki musim tanam,” ungkapnya, Jumat (25/10).
Ia merasa prihatin dengan kondisi petani jagung. Selama ini, mereka terkesan diabaikan dan jarang mendapat perhatian dari pemerintah. Seperti bantuan modal dan benih.
”Selama ini mereka pakai modal sendiri saja. Mereka pinjam bank dengan jaminan sertifikat rumah. Mereka gali lobang tutup lobang,” kata dia.
Sejak musim tanam, petani jagung harus memeras otak untuk mencari modal. Terlebih lagi, harga obatan-obatan, benih, pupuk, dan lainnya serba mahal. ”Ini yang ingin kita dengarkan dan sampaikan kepada pemerintah. Jadi, pemerintah harus bantu carikan solusi untuk modalin petani. Misalnya berikan bantuan benih, obatan-obatan, dan ketersedian pupuk,” terangnya.
Pria yang akrab disapa Maman ini menyoroti juga peran pemerintah daerah maupun provinsi dalam menyerap aspirasi petani mengenai harga jagung. Pada musim panen sebelumnya, harga jagung merosot, sehingga menimbulkan gelombang aksi dari petani.
”Bagaimana upaya pemerintah menaikan harga jagung. Panen kemarin kan harga jagung merosot. Kasihan petani rugi. Pemerintah harus carikan juga solusinya,” jelas Maman.
Selain menyerap aspirasi petani jagung, Maman juga akan bertemu dengan Pemda Bima, Dompu, dan Pemkot Bima kaitan dengan pembangunan ke depan. ”Karena sinergi antara pemprov dan daerah sangat perlu, terutama keseimbangan dalam pembangunan,” kata Maman. (rl)